Satu-satunya tempat menemukan kedamaian
Baca
Sebab seorang anak telah lahir untuk kita, seorang putera telah diberikan untuk kita; lambang pemerintahan ada di atas bahunya, dan namanya disebutkan orang: Penasihat Ajaib, Allah yang Perkasa, Bapa yang Kekal, Raja Damai. Besar kekuasaannya, dan damai sejahtera tidak akan berkesudahan di atas takhta Daud dan di dalam kerajaannya, karena ia mendasarkan dan mengokohkannya dengan keadilan dan kebenaran dari sekarang sampai selama-lamanya. Kecemburuan TUHAN semesta alam akan melakukan hal ini. ( Yesaya 9:5-6 )
Renungkan
Damai, sebagai sebuah ide, sangat populer. Kita suka membicarakannya, mempostingnya, memimpikannya, merencanakannya.
Tapi, Damai itu bisa sangat sulit dicapai, bukan?
Meskipun statusnya sangat dicintai secara universal, Perdamaian tidak menandai dunia kita—dan saya tidak hanya berbicara tentang berita yang mengganggu dari negeri jauh. Damai menghindari mereka di lingkungan yang paling aman, profesi yang paling kaya, negara yang paling maju. Damai menghindari kita bahkan ketika kita sudah tiba.
Dalam pidato Hall of Fame NBA-nya tahun 2009, Michael Jordan menyebut permainan bola basket sebagai “tempat perlindungannya.” Dia berkata, “[Itulah] tempat saya pergi ketika saya perlu menemukan kenyamanan dan kedamaian” Beberapa tahun kemudian, pada perayaan ulang tahunnya yang ke-50, kegelisahan itu tetap ada. Dalam sebuah wawancara jujur dengan ESPN Wright Thompson, Jordan bertanya-tanya, “Bagaimana saya bisa menikmati 20 tahun ke depan tanpa banyak hal ini yang mengkonsumsi saya? Bagaimana saya bisa menemukan Damai di luar permainan bola basket?”
Jawabannya, ternyata—baik untuk Jordan maupun untuk kita—ditemukan dalam sebuah kitab gulungan kuno.
Tujuh abad sebelum kelahiran Mesias, Nabi mengeluarkan nubuat. Menghadapi orang-orang Israel, yang akan dibuang karena pemberontakan dan penyembahan berhala mereka, dia menunjuk mereka pada masa depan ketika ada solusi—sebuah obat bagi yang tidak layak—akan turun dari Allah sendiri. Dia bahkan menyiratkan obat itu akan menjadi Allah sendiri.
Hadiah yang akan datang ini besar secara kosmik dan namun sangat pribadi. Perhatikan penerimanya: “bagi kita” (ayat 5). Nama Israel ada pada labelnya. Dan isinya adalah ilahi: Anak yang dijanjikan akan tidak lain adalah “Allah Yang Perkasa.” Lebih dari itu, ini adalah hadiah yang terkait dengan hal luput dari perhatian kita. Anak yang dijanjikan juga akan disebut “Raja Damai”—sebuah gelar yang tepat karena, bagi umat-Nya karena “perkembangan pemerintahan dan perdamaianNya” tidak akan ada akhirnya.” Tidak ada pengecualian, tidak ada penghindaran, tidak ada tanggal kadaluwarsa.
Inkarnasi Yesus Kristus adalah sebuah invasi, baik sebagai permulaian perdamaian maupun deklarasi perang
Dan alasan janji ini akan berlaku adalah karena Injil lebih besar dari sekadar adegan kelahiran. Inkarnasi Yesus Kristus adalah sebuah invasi, baik sebagai permulaan perdamaian maupun deklarasi perang. Bayi di palungan itu tidak tinggal di sana selamanya—akhirnya dia tumbuh besar dan taat kepada Bapa-Nya sampai pada titik kematian, bahkan kematian di kayu salib. Tergantung pada kayu salib Romawi, Dia membuat perdamaian antara Allah dan manusia (Ef. 2:14–17).
Tidak ada agama lain yang mengajarkan sesuatu seperti ini. Setiap agama menekankan, dalam satu bentuk atau lainnya, bahwa kamu harus mencapai perdamaian Allah, semacam ketenangan transendental—yang juga mengapa itu tidak pernah terjadi. Bagaimana mungkin? Sebagai seorang pendosa, kamu adalah masalah dan bukan solusinya.
Namun, dalam Kekristenan, kamu bisa
- menerima damai Allah, dengan mempercayai Yesus;
- menikmati damai Allah, dengan mengikuti Yesus; dan
- menyebarkan damai Allah, dengan memberitakan Yesus.
Sahabat, jika kamu ingin mengalami damai Allah, kamu harus mengenal Allah Sang Damai. Dan jika kamu ingin mengenal Allah Sang Damai, kamu harus menerima Anak Tunggal-Nya.
Damai sejati tidak ditemukan di arena bola basket atau upacara Hall of Fame. Tidak ditemukan dalam pekerjaan yang sukses atau lingkungan yang aman. Tidak ditemukan dalam makanan atau olahraga atau perjalanan atau kegembiraan liburan. Bahkan tidak ditemukan dalam keluarga yang penuh cinta atau pelayanan yang semarak. Dalam analisis akhir, perdamaian hanya ditemukan pada Raja Damai itu sendiri.
Respon
Dalam hal apa hati Anda telah mencari kedamaian? Bagaimana mungkin Injil kasih karunia membebaskan Anda dari pengejaran yang melelahkan itu—mengubah arah cinta Anda dan mengalihkan kesetiaan Anda kepada Sang Raja Damai?
Bersukacita
Raja Damai yang besar
Surya Hidup yang benar
menyembuhkan dunia
dalam naungan sayapNya
tak memandang diriNya
bahkan maut dit’rimaNya
lahir untuk memberi hidup baru abadi
Gita sorga bergema, “Lahir Raja mulia!”
– Charles Wesley, “Hark! The Herald Angels Sing” ( Terjemahan ke dalam bahasa Indonesia – Gita Surga Bergema )
Penulis :
Matt Smethurst adalah gembala utama dari River City Baptist Church di Richmond, Virginia; editor di The Gospel Coalition; dan penulis dari Before You Share Your Faith: Five Ways to Be Evangelism Ready (2022), Deacons: How They Serve and Strengthen the Church (2021), Before You Open Your Bible: Nine Heart Postures for Approaching God’s Word (2019), dan 1–2 Thessalonians: A 12-Week Study (2017). Dia dan istrinya, Maghan, memiliki tiga anak. Anda dapat mengikuti dia di Twitter.
Diterjemahkan dari :
“https://www.thegospelcoalition.org/article/advent-meditation-find-peace/”